Santai sore di tebing-tebing Meteora. |
Sudah hampir tiga minggu saya dan Diyan kembali dari Yunani, baru
sekarang benar-benar sempat menuliskan kesan-kesannya. Menyumpal kerinduan akan
tanah dan lautan para dewa-dewi itu dengan ‘highlight’
di sini, ternyata tidak cukup. Makan makanan Yunani di Gyros Alley pun hanya mengganjal
sementara saja rasa lapar akan petualangan di Yunani.
Ketika saya dan Diyan makan malam sambil bertukar cerita
perjalanan dengan Dusty Sneakers yang
baru pulang dari Amerika Serikat, Teddy bertanya, “Kalau lo menuliskan pengalaman di Yunani ke blog, tiga topik teratas apa
yang akan lo tuliskan?”
Pertanyaannya mudah, menjawabnya sulit. Terlalu banyak
pengalaman di Yunani yang ingin saya ceritakan, bahkan sejak hari pertama
sampai di sana. Dua puluh satu tahun sejak saya bermimpi untuk menginjakkan
kaki di Yunani, delapan tahun sejak pertama kali saya menghitung-hitung dana
yang dibutuhkan untuk jalan-jalan ke sana, dan akhirnya perjalanan selama
sebulan pun terwujudkan. Memilih hanya tiga topik rasanya kejam sekali.
“Toko roti berusia 500 tahun di Mykonos; pengalaman trekking
dan hiking di Gunung Olympus, Samaria Gorge, dan dari Oia ke Fira; dan toko
buku Atlantis di Oia. Oh, satu lagi. Kesan terhadap rasa percaya satu sama lain
orang-orang di sana.” Ternyata saya gagal menjawab tiga, jadinya empat. Malah
kemudian ketika hendak tidur malam, saya membatin, ‘Oh, iya! Saya juga mau
menulis tentang Museum Tipografi di Kreta!’ Saya yakin, nantinya, kalau waktu
mengizinkan, saya akan menulis belasan cerita dari perjalanan itu.
Laut Aegea, di perjalanan antara Athena dan Santorini. |
Sebelum kami pergi, banyak sekali teman yang bertanya,
bahkan dengan nada protes, kenapa kami tidak ke banyak negara bervisa Schengen sekalian,
mumpung sudah jauh-jauh ke Eropa. Karena lokasi Yunani dekat dengan Turki,
banyak pula yang heran kenapa kami tidak sekalian ke Turki yang katanya indah
bukan main. Sebenarnya kami pun mempertimbangkan itu semua. Mungkin tidak ke
Turki, dan tidak ke banyak negara, tapi hanya dua atau tiga negara Schengen.
Namun ketika menyusun perjalanan dan browsing
lebih banyak tentang Yunani, kami pun sampai pada kesimpulan, “That’s it! We’re only going to Greece!” Terlalu
banyak hal menarik yang ingin kami lihat dan alami di Yunani!
Kenyataannya, sebulan penuh di tanah kekuasaan Zeus ini rasanya kurang. Memang
sudah cukup banyak yang kami lihat, di samping banyak juga yang tak sempat kami
datangi. Namun, harus tahu batas kalau mau hidup tenang dan senang. Untuk
sekarang, kami puas dengan perjalanan itu.
"Halaman belakang" Mykonos. |
Kami sempat berada di tengah-tengah keramaian turis di Pulau
Mykonos, tapi juga kelayapan ke bagian lain pulau tersebut. Ternyata, hanya
sebagian kecil di Mykonos yang penuh turis, yaitu di kota Mykonos. Salah satu
kota termahal yang kami kunjungi ini memiliki ‘halaman belakang’ yang lengang
dengan jumlah kuda, domba dan sapi yang hampir sama banyak dengan kendaraan dan
manusia yang kami temui. Padang rumput dan jalan aspal meliuk-liuk adalah
pemandangan yang mendominasi selama beberapa jam kami bermotor di Pulau
Mykonos. Disebut-sebut sebagai ‘party
island’, kami yang bukan party people
ini iseng ingin melihat suasana pesta di sana seperti apa. Setelah nyasar karena seharusnya kami mengikuti
plang “Tropicana Paradise” dan bukannya “Super Paradise”, kami memutuskan untuk
kembali ke hotel dan menghangatkan diri, ketika the real party people baru saja mulai menuju pusat berpesta di
Pantai Paradise. Anak cupu memang tak usahlah pura-pura cool and hip!
Oia. O ya? Oh, iya. (Cara baca: Iya.) |
Kota Oia adalah juaranya pemandangan indah, apalagi sunset. Rupanya, kota inilah yang sering
menjadi “wajah Yunani” di foto-foto yang beredar di Internet dan media lainnya.
Sebelum perjalanan ini, saya mengira hampir seluruh Yunani berwajah seperti
Oia, dan ternyata tidak. Oia kota yang sangat kecil, bergang-gang sempit yang
hanya cukup untuk pejalan kaki, dengan banyak toko, restoran, dan penginapan
yang berdempetan.
Kota ini berada di ujung utara Pulau Santorini, sedangkan
kota terbesarnya, Fira (Thira), berjarak 10 km ke arah selatan dari Oia. Ada
layanan bus antara Oia dan Fira, dengan tiket seharga hanya 2 euro per orang. Namun,
kami tergoda jalur trekking dari Oia
ke Fira, dan itu sudah jamak dilakukan turis. Kesannya seperti tak ada kerjaan,
tapi lelahnya jalan kaki sejauh itu di bawah terik matahari sangat terbayarkan
oleh pemandangan di sepanjang kaldera. Lagipula, mungkin juga memang tak ada
kerjaan, namanya juga lagi liburan.
Siap terbang di Kastro. |
Kami sempat menghabiskan tiga malam di Pulau Milos, pulau
yang kalah jauh populernya dibandingkan Santorini dan Mykonos. Diyan ingin ke
pulau ini karena ia tertarik melihat catacombs
alias kompleks kuburan di gua-gua bawah tanah. Situs ini ternyata sedikit
mengecewakan. Kami mengira bisa memasuki lorong-lorong yang lebih panjang dan
mendapat penjelasan yang komprehensif dari pemandu, ternyata cuma sedikit area
bekas kuburan yang boleh dimasuki, dan pemandunya cukup sering mengatakan “I’m not sure…“
Secara fasilitas, saya juga kecewa karena saya sampai harus
pipis di semak-semak akibat tidak disediakannya toilet, padahal lokasinya jauh
dari mana-mana! Namun, beberapa tempat lain di Milos sangat memesona. Pusat
kota Plaka dengan pintu-pintu dan jendela-jendela berwarna-warni, para penduduk
yang ramah, serta pantai Sarakiniko yang lebih menyerupai permukaan di planet asing!
Kami juga iseng naik ke puncak bukit Kastro, yang artinya kastil (castle). Sampai di atas, bukan kastilnya
yang berkesan bagi kami, tapi pemandangan 360 derajat ke seluruh penjuru Pulau
Milos dan Laut Aegea. Cuaca sejuk, tapi seketika angin bertiup sangat kencang,
sampai-sampai ketika memotret kamera pun kadang kurang stabil karena terguncang
angin!
Sarakiniko atau Mars? |
Cerita-cerita destinasi ini cuma secuil dari aneka
pengalaman kami di Yunani, yang saya ingat secara acak. Kami senang sekali bisa
merasakan menginap di beberapa pulau dan di beberapa kota di daratan utama
alias bagian semenanjung. Ternyata, Yunani bukan hanya Santorini, bangunannya
tak semua berwarna putih dan beratap biru, dan penduduknya bertutur kata
lantang namun ramah dan tak sungkan membantu turis nyasar. Tak banyak orang
Asia yang kami lihat selain di tempat-tempat yang sangat touristy seperti Santorini, Mykonos, Delos, dan Akropolis di
Athena. Mungkin itu sebabnya, kami selalu dikira orang Tiongkok dan pernah
disapa dengan “ni hau ma”. Bagi mereka, tiap orang Asia dan bermata sipit, ya orang
Tiongkok.
Sebelum menyiapkan perjalanan ini, sering saya membaca dan
mendengar bahwa inilah saat yang tepat untuk pergi ke Yunani karena harga-harga
di sana sedang jatuh akibat krisis ekonomi yang masih berlangsung. Mungkin
benar lebih murah jika dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya. Tapi
bagi kami, tetap saja harga-harga di sana mahal jika dibandingkan di Indonesia.
Misalnya, spageti udang di taverna rata-rata 15 euro (sekitar Rp 220.000,00). Dengan harga segitu, di sini saya bisa menraktir 3 orang
teman makan spageti udang, dan sayanya juga ikut makan! Kalau cuma tiga hari di
sana, mungkin harga segitu, ya, cincaylah. Tapi kalau sebulan, bakal pingsan
rasanya kalau harus beli makanan semahal itu setiap kali. Kami diuntungkan
dengan porsi makan di sana yang jumbo. Saya bisa berbagi satu menu dengan
Diyan, atau menyisihkan separuh porsi untuk dimakan selanjutnya. Penginapan
yang kebanyakan menyediakan dapur kecil pun sangat membantu dalam berhemat. Kami
tinggal belanja bahan-bahan di supermarket, seperti pasta, roti, daging kalkun
asap, hingga bawang bombai, terutama untuk makan pagi yang jarang disediakan
penginapan kami. Hasilnya, irit dan tidak mubazir!
Siput goreng. Enak, asal nggak lihat bentuk dagingnya :P |
Terlalu banyak hal berkesan jika diceritakan dalam satu
tulisan. Yang jelas, perjalanan sebulan hanya di satu negara sangat
menyenangkan bagi saya dan Diyan. Tidak masalah bahwa kami tidak melihat negara
lain dan berfoto di berbagai landmark
Eropa. Kami senang bahwa akhirnya kami bisa membaca aksara Yunani sehingga
tidak tersasar walaupun sudah membaca peta! Kami senang melihat bentang alam
dan suasana kota yang bermacam-macam dalam satu negara. Kami juga senang dengan
reaksi penduduk sana ketika mengetahui bahwa kami datang jauh-jauh dari
Indonesia untuk menghabiskan waktu sebulan penuh hanya di negara mereka
tercinta.
Menuju setengah puncak Olympus. |
Cerita lain akan dituliskan besok-besok lagi, tapi saya
akhiri saja tulisan ini dengan rute kami selama di Yunani. Sebenarnya ini untuk
bernostalgia saja, tapi siapa tahu bisa jadi acuan kamu yang ingin ke sana.
Athena – Santorini (Oia, Fira, Akrotiri) – Milos – Mykonos
(dan Delos) – Athena – Kreta (Chania, Samaria Gorge, Iraklio) – Thessaloniki –
Litochoro (Gunung Olympus) – Kalabaka (Meteora) – Athena (dan Hydra)
Baca: Idra. Nyangka, nggak? |
Liat siput gorengnya jadi inget tut tut :D Kalau main ke Yunani kayaknya paling seneng sama Kastro dan Sarakiniko deh :) Sarakiniko fotogenik abis, sementara Kastro bisa liat lansekap luas gitu bikin hati adem~
ReplyDeleteiya, ini tut tut cuma disajikan lebih cakep aja :P
DeleteSarakiniko memang pemandangan yang sangat gak biasa dan gak diduga2..
Seruuuu! Kapan-kapan ke Tebing Keraton ah.
ReplyDeleteKejam nich arip, masak di bilang tebing keraton ahahaha
DeleteTapi yunani mmg kece yaaaa :-)
iya kak, kecenya banget!
Deletekalo mz arip memang gitu orangnya.. cuekin aja :P
Asik banget yaaa perjalanan lo. Emang sebulan gak cukup keliatannya. Gw bisa bayangin tampang lo pasti jutek banget waktu guide di Catacombs bilang " I'm not sure...". hahahahaa
ReplyDeletehahaha.. nggak kok, gua malah bengong aja..
Deletegua jutek pas dibilangin gak ada toilet :))
Ada beberapa orang yang berpandangan bahwa trip ke banyak negara itu keren. Tapi aku kagum lho, pas tau kalian ke eropa cuma ke satu negara doang. Dulu, Yunani itu taunya cuma kuil kuno itu doang, karena seneng nonton film kartun Seint Seiya. Setelah gede baru tau ada Santorini. Cakep sih, tapi belum kesampaian ke sono. hehehe. Btw, tumben kok gak keminggris mbak hahahaha :D
ReplyDeletehehe..makasih, Die. Iya, kami juga pengennya ke banyak negara, tapi mungkin mesti 6 bulan (1 negara 1 bulan), dananya nggak ada :))
DeleteTernyata banyak juga yang mengasosiasikan Yunani dgn Saint Seiya.. lha gue sendiri gak nonton serial itu, jadi cuma bisa bingung apa hubungannya.. Ntar browsing ah tentang S.Seiya :P
Di blog ini gua mau suka2 aja pake bahasa apa, dan kadang memang kangen nulis bhs Indonesia :D Trus karena jarang nemu blog tentang Yunani dalam bhs Indonesia, jadi gua tulis aja..siapa tau ada orang Indonesia yang perlu infonya (yg nggak formal) :D
Makasih udah baca ya Die!
wah jauh juga yah perjalananya gan. Total semua pengeluaran untuk 1 orang berapa? siapa tahu ada rezeki lebih hehe
ReplyDeletesusah bilangnya, karena pengeluaran kecampur2 dengan belanja oleh2 dan belanja lain2..
DeleteSeneng banget ya mimpi halan-halan yang sudah sekian puluh tahun akhirnya terwujud. Yunani terdengar begitu eksotis dg mitologi2 & bangunan kuno nya.
ReplyDeleteBTW rata2 orang sana aware dg Indonesia juga? atau ada yang nggak ngerti?
iyaaa, alhamdulillah.. senang bangetttt!
Deletekebanyakan orang yg tau bahwa kami dari Indonesia sih tau dikit2 tentang Indonesia, bahkan ada yang pernah ke Indonesia, dan ada yang nikah dgn org Indonesia .. kami pun gak nyangka mereka tau Indonesia, jadi senang dengernya :D
Baru sempet mampir lagi ke blog-nya Vira, eh ternyata udah ada beberapa tulisan tentang Yunani. Seru banget baca ceritanya...
ReplyDeleteTulis yang banyak lagi dongs, hihi..
makasih ya Titi suka mampir-mampiiiir, aku senang :D
DeleteIya, pengennya nulis yang banyak, tapi mesti selang-seling sama kerjaan2 euy..
Seru bangettt. Tapi aksara yunani nya bikin pengen sakit gigi.
ReplyDeletehahaha...iya, awalnya pusing banget.. tapi di youtube ada loh cara2 bacanya :D
DeleteSelamat Siang Mbak...
ReplyDeleteSalam kenal, Mohon bertanya...
1. Di Yunani adakah kartu semacam Smart Card Trans Jakarta, untuk naik bus n transportasi lain? Kalo tdk ada, bayar bus nya gimana? hehe...
2. Dari Santorini ke Kreta bisa one day tour tidak ya kl mau trecking ke Samaria George?
Terima kasih
Halo..
Delete1. Soal kartu, saya nggak tahu. Soal bayar bus, beli tiketnya di kios-kios rokok/majalah pinggir jalan.
2. Santorini terlalu jauh untuk one day tour ke Kreta. Tentang trekking Samaria Gorge ada ceritanya di sini https://sapijalanjalan.blogspot.co.id/2016/03/mendaki-gunung-lewati-lembah-di-samaria.html
mbaa salam kenal mbaa...
ReplyDeleteseru banget liatnyaaa
mba kalau dari turki ke yunani ada boatnya kah?
rencana sama teman mo ke turki dulu br ke mykonos,greece, santorini lanjut rhodes
Halo, kayaknya sih ada feri dari turki ke yunani. Tapi saya nggak tau informasinya :)
Deletewahh menarik banget nih artikelnya kak :)
ReplyDeletesatu bulan di Greece? Oh My Goodness, impianku bangeeet. thanks lho udah share ceritanya.. boleh info nya gak mba Vira, satu bulan selama di Greece, penginapannya pindah pindah (backpacker) atau stay aja sih? aku mau kira-kira budget nya biar bisa nabung. Thanks Yah! :)
ReplyDeleteHai Ranti, hehe sama, ini juga impianku banget waktu itu :D
DeleteAku kurang ngerti sama pertanyaan kamu.. "pindah-pindah (backpacker) atau stay" itu maksudnya gimana?
hello! mau nanya dong, saya lagi bingung perjalanan ke Santorini dari Athens gimana. Kalo naik ferri kok lama amat ya 8 jam? Nggak ada yang lebih cepet ya? Kalo naik pesawat, berapa lagi biayanya? makasih banyak sebelumnya :)
ReplyDeletesilakan cek aja harga tiket pesawatnya..di-google sedikit aja pasti bakal nemu kok
DeleteHai mbak Vira ...
ReplyDeleteMenarik banget ini blog nya, aku kebetulan ada rencana akan ke Greece dengan babang tunanggan dari Aussie bulan Juni.. boleh minta contoh ittienary nya mbak ? trus doc apa saja yang harus di terjemahkan pake penerjemah tersumpah ya? trus kemarin mbak legalisir SIUP dll nya bayar berapa mas suami nya mbak ? hihihiii nuhun mbak nya
:D
Halo,
DeleteSilakan cek aja di sini Mbak
https://sapijalanjalan.blogspot.co.id/2016/06/greece-itinerary-for-whole-month.html
https://sapijalanjalan.blogspot.co.id/2015/04/cara-aplikasi-visa-schengen-yunani.html
Baca juga sampe ke komen-komennya karena suka ada tambahan info.
Kalo yang gak ada di situ, berarti bisa tanyakan langsung aja ke kedubes Yunani, saya juga udah kasih nomor teleponnya (digoogle juga bisa).
Semoga lancar liburannya!