Samaria Gorge adalah tujuan utama saya mengunjungi Chania,
salah satu kota besar di Pulau Kreta, Yunani.
Koreksi. Sebenarnya Samaria Gorge tujuan utama Diyan memilih
destinasi Chania, dan saya terseret ke dalamnya.
Saya sempat ragu untuk ikut trekking di sana karena khawatir lutut saya ngadat. Rute sepanjang 13 km dengan kontur naik turun dan
berbatu-batu, lumayan bikin saya jiper. Tapi
pemandangan di sana sepertinya indah banget,
berdasarkan foto-foto yang saya lihat di internet. Plus, ini destinasi yang
unik, belum pernah saya trekking di
lembah. Jadi, hajar sajalah!
Berangkat naik bus dari kota Chania subuh hari, kami
kemudian mulai trekking kira-kira
pukul 7 pagi. Sudah banyak orang lain di lokasi bernama Omalos itu, yang akan
menempuh perjalanan yang sama dengan kami. Pria-pria muda kekar hingga lansia
kurus tapi tegap, semua tampak siap dengan perlengkapan masing-masing; sepatu trekking, jaket tipis, botol minum,
hingga trekking pole. Setelah sarapan
sandwich ala kadarnya di kedai dekat
gerbang masuk, kami pun bergabung dengan ‘barisan’ trekking.
Kafetaria tempat bus mengantarkan trekker. |
Siap-siap mulai trekking.
Samaria Gorge adalah ngarai di antara Lefka Ori (White
Mountains) dan Gunung Volakia. Area ini tidak berpenduduk sejak diresmikan menjadi Taman Nasional
di tahun 1962, dan alasan dijadikannya taman nasional adalah untuk melindungi
kri kri, kambing gunung endemik di Pulau Kreta. Saya berharap bertemu kri kri
di sana, tapi sayangnya tidak terlihat satu ekor pun di sepanjang rute trekking.
Ada dua pilihan rute trekking di Samaria Gorge, yaitu
menuruni jurang dari dataran Omalos menuju pantai Agia Roumelli yang menghadap
Laut Libia (bagian dari Laut Mediterania), atau sebaliknya. Dua-duanya berjarak
sama saja, dan sama-sama naik turun konturnya. Tadinya saya mau memilih rute lazy trekker, yaitu berangkat dari
Sougia ke Agia Roumelli, lalu trekking secuil saja dan balik lagi ke Sougia.
Tapi kok rasanya tanggung, jadi saya nekat saja dengan rute panjang.
Ternyata, trekking di Samaria Gorge sangat menyenangkan!
Aktivitas ini kami lakukan sebelum
mendaki Gunung Olympus, jadi saat itu kami belum tahu bahwa rute trekking
yang sudah umum di Yunani jauuuuh lebih nyaman daripada trekking di Indonesia
yang ringan sekalipun. Hampir di setiap kilometer terdapat rest area yang menyediakan bangku dan meja kayu untuk beristirahat,
serta pancuran mata air segar untuk langsung diminum. Trekker juga bisa mengisi botol minum di situ. Toilet pun tersedia
dan lumayan terjaga kebersihannya.
Walau capek, pemandangannya indah banget! |
Sampai ke kilometer ketiga! |
Jembatan ke "settlement" yang dijadikan rest area. |
Ketika mencari keterangan tentang Samaria Gorge di internet,
Diyan menemukan jasa pemandu untuk trekking di Samaria Gorge. Lumayan harganya,
28 Euro per orang. Untung saja host Airbnb kami di Chania
meyakinkan kami bahwa trekking di sana tidak perlu pemandu. Benar saja!
Penunjuk arah jelas terlihat, lintasan sudah terbuka dan tak perlu golok untuk
menebas ranting pohon atau ilalang. Malah sebagian lintasan sudah berbentuk
tangga dan diberi pagar kayu.
Beberapa kali saya harus melintasi kali dangkal yang cukup
diseberangi lewat bebatuan yang tersusun dari sisi satu ke sisi lainnya.
Walaupun dangkal, saya tetap perlu berhati-hati agar tidak tergelincir. Tak
jarang sesama wisatawan saling membantu melintasi sungai walaupun tak saling
kenal. Jembatan kayu juga tersedia di atas sungai yang cukup dalam dan mengalir
deras.
Diyan sulit jalan terus, keasyikan menikmati pemandangan. |
Bebatuan dan kayu kadang disusun untuk membantu penyeberangan. |
Saya harus menahan diri untuk terlalu sering mengambil foto. |
Kira-kira di km 11, tebing yang mengapit ngarai menyempit
menjadi 3,5 m saja lebarnya, setelah sebelumnya bisa mencapai lebar 150 m,
dengan tinggi tebing mencapai 350 m. Bagian ngarai sempit ini dinamakan The Iron Gate. pemandangan yang sangat
megah! Manusia cuma terlihat sekecil
kutu di dekatnya.
Iron Gate ini panjangnya kira-kira 2 km dan hampir di
sepanjang itu kami harus berjalan melipir di tepi untuk menghindar dari aliran
sungai. Dinding batu di sepanjang Iron Gate – bukan besi seperti namanya –
memiliki guratan berlapis-lapis. Setiap melihat bebatuan dengan guratan-guratan
seperti ini, ingin sekali rasanya saya berjalan didampingi seorang ahli geologi
supaya bisa menjelaskan cerita di balik guratan-guratan itu. Andai saja!
The Iron Gate! |
Dinding batu dengan guratan yang bikin penasaran. |
Menyusuri Iron Gate, bagian iconic dari Samaria Gorge. |
Kelar menyusuri Iron Gate, tibalah kami di gerbang keluar
taman nasional. Sebuah kedai sederhana menawarkan makanan dan minuman segar,
tentunya tidak gratis. Di sini biasanya para trekker beristirahat sebelum
melanjutkan perjalanan ke pantai Agia Roumelli yang berjarak 3 km dari sana.
Eits, tenang saja. Jarak 3 km ini tidak harus ditempuh
dengan berjalan kaki. Tersedia mobil shuttle
yang bisa mengantarkan wisatawan dengan sedikit ongkos, kalau tidak salah 2
Euro per orang. Mungkin bisa ditebak, opsi inilah yang saya pilih.
Di pelabuhan kecil Agia Roumelli, beberapa feri dijadwalkan
setiap pukul 17.30 untuk mengantarkan wisatawan – dan penduduk setempat – ke
Sougia. Lalu dari Sougia bus umum mengantarkan wisatawan kembali ke kota
Chania. Sambil menunggu feri datang, kami bersantai sejenak di pantai. Diyan
memberanikan diri berenang di air laut yang dingin, sementara saya – karena
tidak membawa baju renang maupun baju ganti – menunggu saja sambil makan pizza
di restoran pinggir pantai. Pizzanya, sih, tidak enak, tapi pemandangan
menghadap Lautan Mediterania itu sungguh ciamik. Hamparan gradasi biru
berbatasan dengan pasir hitam vulkanik, dihiasi garis buih putih dan sedikit
warna-warni pakaian renang wisatawan.
Pantai Agia Roumelli. |
Sampai jumpa, Samaria Gorge! |
Sebagai orang yang jarang trekking, saya cukup kewalahan
dengan medan Samaria Gorge. Namun melihat banyaknya orang tua, berusia hingga
70-an tahun, yang masih segar bugar dan mampu berjalan lebih cepat dan lebih mantap,
semangat saya pun terbakar untuk terus berjalan dan tidak mengeluh. Di samping
itu, bentang alam yang indah dan gemericik air sungai yang mengiringi
perjalanan sangat menyegarkan mata dan hati, seolah-olah menyemangati saya
untuk terus berjalan dan melihat keindahan apa lagi yang menanti di depan sana.
Kaki memang pegal, telapak kaki terasa sedikit melepuh, kulit tersengat
matahari, dan punggung lelah menggendong ransel berisi kamera, air minum, dan
jaket yang sudah tidak diperlukan lagi sejak menjelang siang. Namun semua itu
terbayar dengan kepuasan telah menaklukkan rute Samaria Gorge, rute trekking
terpanjang dan tercantik yang pernah saya lewati.
Info:
- Tiket masuk Samaria Gorge: 5 Euro.
- Waktu terbaik untuk ke sana: antara April dan Oktober, ketika cuaca tidak terlalu dingin.
- Tiket bus paket Chania – Omalos dan Sougia – Chania (pp): 14 Euro/orang.
- Feri Agia Roumelli - Sougia: 9 Euro/orang.
- Dalam merencanakan trekking, kami membaca beberapa website sebagai acuan. Beberapa di antaranya: http://www.dianas-travel.com/samaria-gorge.html dan http://www.explorecrete.com/hiking/samaria.html.
2 pasang kaki capek tapi senang dan puas! |
Catatan:
Sebagian dari tulisan ini saya ambil
dari artikel karya saya yang pernah dimuat di Majalah Panorama edisi
September/Oktober 2015 mengenai perjalanan di Chania dan sekitarnya.
13 km dan sandwich ala kadarnya !!!! Tidakkkk aku lelah
ReplyDeletehahahaha... sandwich-nya sih gede, Cum.. tapi rasanya ya biasa ajaa.. yang penting kenyang dan nambah tenaga. terus kalo buat makan siang sih bawa bekal.. :D
ReplyDeletewaah, itu The Iron Gate-nya keren amat, mana ada aliran sungai di bawahnya. aduuuh...
ReplyDelete13 km itu kayak dari Ranu Pane ke Ranu Kumbolo kalau di Semeru, bedanya jalannya sempit banget dan sampingnya jurang. hahaha...
berarti ini aman banget ya trekking-nya, wajar kalau kakek-nenek bule pada santai.
betulll, aman.. makanya gua suka :D
DeleteKalo Ranu Pane-Ranu Kumbolo itu nanjaknya kayak apa?
Mbak, berapa jam totalnya trekking? Mau ksana bulan agustus
ReplyDeleteHalo Alex,
Deletewaktu itu saya sekitar 6-7 jam, udah dengan berhenti2 istirahat dan foto2.
Have fun ya di sana!