Waktu ke Bangkok dalam rangka menjadi peserta
TBEX Asia, saya menyisihkan waktu untuk menggambar objek-objek menarik di kota ini. Dua hari sebelum acaranya dimulai, saya dan Mumun sengaja sudah tiba di sana, untuk berkunjung ke beberapa tempat. Saya sempatkan untuk membuat beberapa gambar, termasuk di tempat yang memang tidak boleh memotret.
|
Asyiknya mensketsa, bisa sekalian jadi buku catatan. |
|
Jajan gorengan di dermaga 8 Chao Praya, yang paling dekat ke Grand Palace. |
|
Sebelum berangkat ke sesi TBEX, menggambar pemandangan dari jendela hotel.
Waktu itu menginap di Take A Nap, Silom. |
Setelah TBEX selesai, saya berjanjian dengan para sketchers lokal untuk menggambar bersama seharian. Adalah
Vanont, sketcher yang sudah saya kenal waktu mengikuti
Urban Sketchers sketchwalk di Singapura, yang menjadi
contact person saya waktu itu. Dengan baiknya dia mengajak saya bergabung ke
grup Bangkok Sketchers di Facebook untuk berkenalan dengan teman-temannya yang kemudian menggambar bersama saya di hari terakhir saya di Bangkok.
Bukan hanya menggambar bersama, para sketcher ini juga bercerita cukup banyak tentang Bangkok.
Dari mereka, saya mendapat informasi yang belum pernah saya dengar maupun baca, dan mengunjungi tempat-tempat yang sebelumnya tak saya bayangkan. Sebagian dari mereka tak banyak bicara dengan saya, tapi hanya karena kendala bahasa.
|
Vanont menggambar di jembatan MRT Silom. |
|
Detail jalan layang Silom yang saya ngeh karena menggambar. |
|
Perempatan Silom, saya gambar dari jembatan penyeberangan. |
|
Salah satu tradisi Urban Sketchers setelah sesi gambar di suatu lokasi: mengumpulkan semua hasil gambar dan mendokumentasikannya seperti ini. |
Kala itu saya hanya sempat menggambar di dua lokasi dengan mereka, yaitu di perempatan Silom dan di Ta Lat Noi, Chinatown. Setelah menggambar, kami sempat makan siang di kaki lima, sambil bercanda tentang kejombloan mereka (sama saja ya, topik di Indonesia dan Bangkok). Setelah kemudian blusukan sedikit ke gang-gang yang penuh sesak, saya bergegas kembali ke hotel dan ke bandara. Mereka meneruskan menggambar di Chinatown yang sedang marak dengan festival sayur-mayur. Sampai sekarang, komunikasi masih berlangsung di grup Facebook, setidaknya dalam bentuk "like" di gambar masing-masing.
|
Salah satu gedung tertua di Chinatown Bangkok, yaitu di area Ta Lat Noi. Gedung ini sudah berusia
lebih dari 100 tahun, facade-nya banyak terbuat dari kayu. |
|
Urban sketchers di pojokannya masing-masing. |
|
Selain peralatan menggambar, nona ini juga ditemani helm sepedanya. Dia datang ke rendezvous naik sepeda. |
|
Pamer sketsa bareng. Sayangnya gambar saya belum diwarnai, jadi masih putih saja kelihatannya. |
|
Ini dia, setelah diwarnai. |
ini sebenarnya lagi berjalan Nit, tapi dua2nya bakalan gue.. tapi ya gitu deh.. slow motion :))
ReplyDeletePernah bikin timeline, mestinya 15 Juni kemaren udah kelar semua gambar.. Kenyataannya...baru 15% lah.. :))
ReplyDeleteSemoga komen gw kali ini nggak lenyap lagi ditelan koneksi.
ReplyDeleteVir, problem motret di Bangkok ama di kota2 Indonesia ama yah, kabel listrik berseliweran : )).
Kapan itu gw ke Desa Penglipuran pas libur Nyepi jadinya rame bener kayak cendol, trus gw ngayal bisa bikin menggambar biar bisa bikin gambar Desa Penglipuran tapi nggak berseliweran orang, hehe.
haha.. betul, kalo menggambar kita bisa suka2 mau kayak aslinya atau sesuai mau kita.. Sok atuh Sya, latihan gambar :D
Deleteyaaa ampunn kece pisaaaan, aku mau banget bisa gambar kayak ginii kakaknyaa =,=
ReplyDeletemau gak mau mesti latihan, kak Meiii... coba deh, mulai dari narik garis melintang berulang kali di kertas A4.. usahakan bisa lurus aja dulu, sampe pede narik garis :D
Deletebagus sekali hasil gambarnya mba,saya jadi pengen belajar menggambar seperti itu deh
ReplyDeleteGambarnya bagus. Sejak kecil pingin bisa, eh sekarang malah tulisan tangan pun makin berantakan. :)
ReplyDeletehehehe.. tinggal dilatih aja kok :)
Delete