Trip Dalam dan Luar Negeri
Di tahun 2016 ini saya terbilang sedikit jalan-jalan,
setidaknya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Di kuartal pertama ada trip yangdisponsori Kemenpar ke Singkawang (Kalbar), trip ulang tahun ke Lombok, dan
trip ke Singapura untuk nonton konser Madonna.
Menjelang konser, saya sedang terancam kehilangan projek
langganan, yang berarti terancam kehilangan pendapatan. Atas nama nge-fans sejak kecil, saya bela-belain
ke Singapura. Hasilnya, selain puas akhirnya nonton Madonna live, saya juga senang karena melakukan hal-hal baru di sana, seperti menikmatimatahari terbenam di Henderson Waves.
Saat ke Lombok, status saya sudah pengangguran. Bebas, nggak
mesti bawa pekerjaan pas jalan-jalan seperti biasanya. Tapi juga segala hal
mesti diirit. Namun, trip Lombok ini sangat menyenangkan. Saya dan Diyan ke
tempat-tempat yang tenang dan indah, dan bertemu orang-orang baik, terutama
host Airbnb kami, Bu Vera.
Sedangkan dari trip Singkawang, saya mendapatkan banyak
teman baru sesama blogger. Sampai sekarang grup WhatsApp kami masih aktif, membicarakan
segala macam hal sampai curhat, walaupun secara fisik nggak semua sering
bertemu.
Kelar konser Madonna. |
Rumah berusia seabad lebih di Singkawang. |
Main ke pantai yang cakep dan masih sepi di Lombok. |
Berikutnya, beberapa kali saya bolak-balik ke Bandung.
Selain untuk menraktir Shasya karena saya kalah taruhan, juga untuk nonton
konser Yuna, penyanyi favorit saya dari Malaysia. Dalam trip Bandung, saya
selalu menyempatkan sarapan Bubur Ayam Pak Zaenal, favorit saya sejak 20 tahun
yang lalu!
Di semester kedua tahun 2016, beberapa kota di Jawa menjadi
destinasi saya. Ke Semarang dalam rangka International Semarang Sketch Walk, ke Pekalongan dalam rangka belajar bikin batik indigo alami, ke Yogyakarta dalam
rangka menggambar dan mengeksplor Kotagede, ke Liyangan karena penasaran dengan
kota terkuburnya, dan ke Solo dalam rangka famtrip
kota Solo dan sekitarnya. Sekarang masih ada beberapa minggu sebelum 2016
berakhir, semoga rencana mengerjakan suatu projek di Lasem segera menjadi
kenyataan.
Lovely Yuna live in Bandung. |
Tur di kota terkubur bersama arkeolog yang diatur oleh Gelar. |
Salah satu hasil sketsa saya selama bermain di Yogyakarta. |
Sempat Ngantor…3 Bulan Saja
Setelah kehilangan pendapatan tetap mulai bulan Maret,
sekitar 3 bulan kemudian saya mulai gelisah karena tabungan semakin menipis,
dan projek lain tak selalu ada. Dengan terpaksa saya melamar pekerjaan lagi
sebagai pegawai. Di pertengahan bulan Juli, saya bekerja kantoran di bidang fintech. Gajinya oke banget, teman-teman
tim saya menyenangkan, tapi sayangnya saya nggak menyukai jenis pekerjaannya,
dan nggak cocok dengan cara kerja si bos. Daripada kaya tapi sakit-sakitan
karena stres, lebih baik saya berhenti. Saya cukup menyelesaikan masa probation selama 3 bulan. Buat saya,
kantor ini nggak lulus probation.
Sebelum resign, sudah
ada kontrak projek yang saya tanda tangani. Sebuah projek yang menggunakan jasa
saya sebagai tukang gambar. Hore! Impian yang jadi kenyataan, menjadikan hobi
gambar saya sebagai sumber penghasilan juga, dan bisa dikerjakan di rumah!
Secara penghasilan memang menurun drastis, tapi Diyan pun bisa melihat mata
saya berbinar-binar setiap membicarakan soal menggambar, dan berkaca-kaca
setiap curhat soal pekerjaan kantor. Jadi, saya tahu ini adalah pilihan yang
tepat.
Perpisahan di hari terakhir, tapi tetap keep in touch, dong! |
Dari Sketsa Menjadi @byviratanka
Pas saya mulai ngantor lagi di bulan Juli itu, saya juga memulai
bisnis kecil-kecilan. Sketsa-sketsa yang saya jadikan scarf, ternyata ada juga
peminatnya. Jadilah saya ‘sis online
buka PO’. Berawal dari sketsa-sketsa yang sudah ada, lalu saya juga membuat beberapa
desain untuk dijadikan scarf. Sekarang bukan hanya scarf, saya juga sudah
membuat tote bag, tumbler, casing HP dan
mug.
Pesanan masih naik turun, dan masih banyak yang perlu saya
lakukan untuk mengembangkan bisnis ini. Setelah 3 bulan, saya membuat katalog (bit.ly/scarfviratanka) berdasarkan permintaan, kemudian akun
Instagram khusus produk-produk ini, yaitu @byviratanka, dan menggunakan tagar #byviratanka seperti yang disarankan teman saya, Nita. Selanjutnya, saya ingin
mencari tempat-tempat offline yang bisa saya titipkan produk-produk ini.
Mungkin toko, kafe, atau galeri. Ada yang bersedia kalau saya titipkan produk di tokonya? :D
Memulai Sketch Journal
Sudah lama saya ingin membuat jurnal perjalanan dengan gaya scrapbook, tapi entah kenapa selalu
gagal. Sekarang dengan hobi sketsa, saya mulai rajin membuat jurnal perjalanan
yang digabungkan dengan sketsa. Saya menyebutnya Sketch Journal, atau biasa
diberi tagal #sketchjournal di Instagram. Format ini sangat menyenangkan karena
merupakan gabungan dari hal-hal kesukaan saya: sketsa, tulisan singkat, dan
tempelan-tempelan kenangan dari perjalanan seperti tiket dan label.
Peralatan yang selalu saya bawa untuk membuat sketch journal dalam perjalanan: buku sketsa,
pena, cat air dan kuas edisi travel, lem Glukol, dan spidol Pigma Sakura ukuran
FB. Pernah saya lupa membawa lem, walhasil saya gunakan cara lama untuk
menempelkan tiket: pakai nasi!
Sketch journal ketika pulang dari Bandung ke Jakarta, digambar di kereta api. |
Indohoy.com Jalan Terus!
Dalam suatu projek yang akhirnya gagal terwujud, saya danMumun sepakat bahwa sulit memadukan unsur gambar saya dengan tulisan perjalanan
Indohoy secara adil. Sejak itu, urusan gambar-menggambar hampir selalu saya
jadikan projek pribadi saja. Namun begitu, Indohoy.com tetap jalan terus. Memang,
frekuensi kami menulis sudah berkurang, akibat kesibukan masing-masing. Tapi saya
dan Mumun masih menjalankan misi kami dari awal, yaitu berbagi informasi
tentang jalan-jalan di Indonesia lewat blog yang sudah berumur 7 tahun ini.
Trip-trip yang disponsori Kemenpar ataupun Disbudpar yang
kami ikuti adalah salah satu bentuk keberlangsungan Indohoy. Terkadang Mumun,
terkadang saya yang berangkat. Kami pun sedang menyiapkan projek kecil di akhir
tahun ini. Semoga terlaksana!
Bagaimana dengan tahun 2016 kamu? Pengalaman menarik apa
saja yang terjadi selama setahun ini?
2016 ini serasa jadi titik cerahmu untuk terus berkembang di dunia sketsa ya Kaviraaaa. Semoga makinnnnnn makinnnn dan makinnnnn sukses dan bahagia di jalan yang kamu suka. Amin!
ReplyDeleteIya, Sat. Amin, makasih doanya.. Semoga lo juga bahagia terus ke depannya..
DeleteThank you information displayed, opened my insight.
ReplyDeleteasuransi pendidikan prudential
Gagal Lasem, jadinya NTB jadi talent. Beuh.
ReplyDeletemantap yaa! hahahaha
Delete*baru baca komennya *
Lasem yuuuuukkk... hehehe, siapa tahu Piya mau dan cocok waktunya :)
ReplyDelete25-28 Maret?
wah, pengen bangettt..
Deletesecara waktu sih no problem so far.. gue lihat dulu keadaan ekonominya yaaa :D
Btw siapa aja yang udah mau pergi bareng? atau baru renana Titi seorang?
Baru rencana gw seoranng sih, Vir. Nanti gw coba tanya beberapa temen yang pernah bilang tertarik ke Lasem, biar murah sharing transport dari Semarang ke Lasem-nya.
ReplyDeleteNanti kalau fix, gw kabar-kabari lagi yeess. Siapa tau cocok waktu & budget-nya, hehehe...
kadang, saya penasaran sama kehidupan seorang travel blogger ini. Punya pekerjaan pada resign. Kalau sudah passion, memang harus dituruti ya. Dan saya akhirnya juga merasakan sendiri. Saya jg keluar dari pekerjaan, bukan untuk fokus ngeblog. Tapi pengen banget hirup udara segar di luar. hehe (malah curhat). Salut sama duo indohoy ini.
ReplyDeleteternyata, kalau dilihat dari yg diupload di instagram belum ada apa2nya ya. Ini gambar coret2nya lebih kece. Makanya sempet komen di artikel terbaru. Kok keren banget. Infografis gaya sketch. Seni yang mahal, Mba.
Beruntung sekali dirimu punya darah seni yang bisa menuntun pada profesi :)
sekarang kerjanya apa mas Hanif?
Delete