"Kesel, tadi digangguin di kelas!" Sebuah kalimat
dengan tulisan miring ke kanan dan ke kiri mengawali catatan saya hari itu,
tentang kesalnya dikata-katai nama bapak. Entah apa lagi isinya. Yang saya
ingat betul, buku catatan harian itu sangat istimewa karena merupakan oleh-oleh
Mama dari Jepang. Lukisan seorang perempuan berkimono dan berkulit pucat
menghiasi sampulnya. Dasar anak kecil, belum mengerti cara menyimpan buku
harian. Saya geletakkan saja dia di meja belajar, sehingga Mama bebas membaca
isinya pada suatu hari. Sejak itu, saya malas mengisinya lagi.
"School sucks!"
"Hooray, I got an A on my paper about The Scarlet
Letter!"
Lalu di halaman berikutnya adalah sketsa idola saya waktu
itu, Trent Reznor.
Ini adalah beberapa halaman dalam buku jurnal saat remaja,
semasa dengan yang saya ceritakan di sini. Sengaja saya membuatnya terbuka,
bebas dibaca siapa saja, karena saya sedang malas menyimpan buku rahasia.
Lagipula, saya sangat menyukai fisik buku itu, jadi saya ingin membawanya ke
mana-mana. Terbuat dari kertas daur ulang, buku itu berwarna kecokelatan,
dengan sampul bergambar matahari keemasan. Jilidnya spiral, lembaran isinya
kertas tebal berbercak-bercak. Harganya lumayan, $11. Padahal uang saku saya
waktu itu hanya $25 per bulan.
* * *
"Things to do." Begitu kerap judul halaman buku
jurnal saya saat kuliah. Isinya dari catatan tugas kuliah hingga komik curhat
dengan karakter utama diri sendiri. Ketika les bahasa Jerman, satu curhatan
isinya bisa campur 3 bahasa: Indonesia, Jerman, dan Inggris. Melebihi mix-mix
language anak Jakarta today.
Komik curhat. |
Masuk masa kerja, isi buku jurnal saya hampir semua urusan
kerja. Mulai dari things to do sampai nomor kontak artis.
Entah kenapa saya begitu suka mengisi buku jurnal. Saat
musim PDA (bukan yang di lagu John Legend, ya), saya coba mencatat segala
sesuatu di gawai elektronik ini, tapi tak berlangsung lama. Saya tetap rindu
menulis manual.
Lalu saya dikenalkan pada blog di tahun 2003 oleh teman
sekantor. Teknologi yang mengizinkan para penulis untuk saling baca, komentar,
dan bertautan, membuat saya semakin suka blogging. Media ini tak cuma soal
keeping a journal. Saya mendapat beberapa teman baru berkat blog walking, yang
waktu itu isi blog rata-rata masih seputar curhat galau dan opini pribadi
tentang kehidupan. Iya, kadang saya pun suka sok jero begitu. Untungnya blog
pertama saya sudah almarhum, jadi nggak ada lagi bukti bahwa saya pernah jadi
alay galau.
Waktu saya mulai hobi jalan-jalan, kira-kira sejak tahun
2006, saya membuat blog khusus tentang jalan-jalan - blog yang sedang kamu baca
ini. Tujuannya standar, untuk berbagi info yang bisa memudahkan orang lain
jalan-jalan, tanpa harus mengulang cerita tiap ditanya - tinggal kasih link.
Catatan perjalanan manual. |
Artikel pertama di blog ini. |
Selain itu, blog juga asyik untuk menyimpan kenangan seru, sekaligus memenuhi
hasrat sanguin saya - bercerita. Kemudian di masa sering kongko dengan Mumun
dan beberapa teman lain, tercetuslah ide untuk bikin website berisi info
jalan-jalan di Indonesia - maka terlahirlah blog indohoy.com di tahun 2009.
Awalnya cuma untuk berbagi info, lama-lama merangkap sebagai sumber penghasilan
tambahan bagi saya dan Mumun.
Tampilan Indohoy.com terbaru. |
Sampai kini saya masih aktif mengisi sapijalanjalan dan
indohoy, walaupun frekuensinya sedang berkurang karena banyak urusan lain.
Pernah ada yang bertanya, sampai kapan saya akan ngeblog. Sekarang sih, saya
belum bisa melihat ujungnya. Sejauh ini, blogging masih memenuhi kebutuhan saya
yang sudah ada sejak lama; curhat, bercerita, berbagi informasi, dan sedikit
pamer. Viva la blogging!
Lagi ngeblog, disupervisi Lilo. |
* Tulisan ini saya bikin untuk mengikuti tantangan blogging
setiap hari di bulan Februari dari Parahita. Namun di hari pertama pun saya
sudah gagal. Tulisan ini seharusnya saya unggah kemarin, dengan tema Why I
Started Blogging. Tapi mumpung melanggar aturan nggak ada hukumannya, biarlah
saya unggah saja dia di hari kedua ini.
Huwaaaaawww, sapijalanjalan ternyata hampir berusia 11 tahun! Kudos!
ReplyDeleteini postingan keren banget, masih ada bukti otentik segala macam jurnal, diary, buku harian dari jaman baheula, pun. Piya, kamu luar biasaaaaa.....
ahahaha.. makasih, Tiiii..! Maklum, sedikit 'hoarder', jadi yang berkesan-berkesan banget dan gak makan tempat banyak suka masih disimpan :P
DeleteWUOH! UDAH JAGO BASA LONDO DARI ESEMAAAAAA
ReplyDeletesering ngapalin lirik lagu londo soalnya, kak.. :))
Delete