Peradaban seringkali berkembang dari tepi sungai, seperti
Sungai Tigris di Mesir, Sungai Indus di India, hingga Sungai Musi di kota
Palembang. Kebutuhan manusia akan air dalam kehidupan sehari-hari tak bisa
dipungkiri. Itu sebabnya banyak pemukiman rapat ditemui di sepanjang sungai,
terutama sungai-sungai besar. Kota Bangkok tak terkecuali.
Chao Phraya di malam hari, berhiaskan kerlap-kerlip lampu di kota. |
Chao Phraya merupakan sungai utama di kota Bangkok yang
mengalir sepanjang 372 km dari Provinsi Nakhon Sawan, yang terletak di utara
Bangkok, hingga teluk Thailand di selatan. Setelah Ayutthaya, ibukota Thailand
kuno, diduduki Birma (kini Myanmar) pada tahun 1767, Raja Taksin memindahkan
ibukota ke dekat Chao Phraya, tepatnya di Thonburi, di sisi barat sungai. Baru
kemudian pembangunan kota modern digalakkan di sisi timur sungai, tempat Grand
Palace dan Wat Pho (kuil tempat patung Budha berbaring raksasa) didirikan.
Sampai sekarang perkembangan di kedua sisi sepanjang Chao
Phraya terus berlanjut. Bangunan kuno dan modern, rumah ibadah dan pertokoan
serta restoran, kehidupan masyarakat lokal serta kesibukan pariwisata saling
bersisian di sini.
Dari segi transportasi, Chao Phraya juga masih sangat
dimanfaatkan sebagai salah satu jalur transportasi utama di Bangkok. Beberapa
rute perahu tersedia, termasuk perahu khusus turis yang lebih mahal tapi
disertai pemandu wisata. “Venice of the East”, demikian Bangkok sering
dijuluki.
Wat Arun yang bersinar. |
Tak hanya tradisional, Bangkok juga memiliki landmark futuristik, seperti jembatan ini. |
***
Dalam perjalanan saya ke Bangkok bulan lalu, sayapun tergoda
untuk menikmati suasana Chao Phraya lebih seksama. Mumpung dapat voucher gratis dari Klook.com dan saya
bisa memilih paket wisata apa saja, saya memilih paket Loy
Nava Dinner Cruise. Ini adalah makan malam di atas perahu kayu tradisional
yang membawamu menyusuri sebagian Chao Phraya. Penumpangnya, tak lain adalah
para turis, biasanya dari luar Thailand.
Perjalanan dimulai dari dermaga Si Phraya, kemudian sejam
kemudian perahu akan berputar balik dan kembali ke Si Phraya. Makan malam
terbagi menjadi dua jadwal, yaitu jam 6 dan 8 malam. Saya dan Diyan memilih jam
6 agar malamnya bisa lanjut jalan-jalan lagi. Jam 6.10 menit perahu kami baru
merapat ke dermaga. Dua orang perempuan berpakaian khas penari Thailand berdiri
di dek depan menyambut para tamu dengan senyum ramah dan membagi-bagikan
untaian bunga kecil ke setiap tamu tanda ‘selamat datang’.
Beberapa meja di bagian tengah disiapkan untuk rombongan,
sedangkan meja-meja kecil untuk dua orang ditempatkan di bagian buntut perahu.
Posisi tersebut memberi kami pemandangan sisi kanan dan kiri sungai yang selalu
utuh, baik ketika pergi maupun pulang.
Mulai senja, lampu-lampu gedung sudah mulai dinyalakan.
Sepanjang perahu kami berlayar, hampir tak henti-hentinya kami mengagumi
keindahan pemandangan kota yang terbelah sungai ini. Wat Arun, yang memang
terkenal dengan kecantikannya, semakin cantik dengan lampu-lampu yang menyala
berlatar belakang langit gelap. Grand Palace dan Wat Po juga tak kalah memesona
dengan atapnya yang berlapis-lapis serta pagoda-pagodanya.
Perahu Loy Nava Dinner Cruise hendak merapat ke dermaga Si Phraya. |
Dekorasi Natal yang masih menghiasi hingga jelang tahun baru. |
Grand Palace di kejauhan. |
Diyan, appetizer, dan Chao Phraya. |
Ketika memesan paket makan malam di aplikasi Klook, saya
sudah memilih tipe makanan, yaitu ‘tradisional’ untuk Diyan dan ‘seafood’ untuk
saya, serta ‘no pork, no lard’ pada
kolom special request. Berbagai menu
dihidangkan, kami saling mencoba menu satu sama lain, sehingga saya agak lupa
mana yang punya Diyan dan mana yang punya saya. Sate ayam, sup tom yum, sup
sayur, kari daging, ikan bakar dan kerang dengan cocolan asam manis dan pedas
khas Thailand disajikan secara bergantian. Tak ketinggalan kue-kue manis
pencuci mulut menjadi hidangan penutup.
Hampir semua makanan yang disajikan kami suka. Bumbunya
didominasi rasa asam, manis dan pedas. Bagian pedas dan asam yang menjadi
favorit kami. Secara umum, kami memang cukup cocok dengan cita rasa makanan
Thailand. Saya sampai bilang ke Diyan, “Kalau cuma berdasarkan kecocokan dengan
makanan, aku bisa banget tinggal di Thailand. Betah!” Dan makanan di Loy Nava
Dinner Cruise ini tak beda jauh rasanya dengan makanan-makanan lain yang kami
cicipi di Thailand.
Ubi/singkong yang diolah dengan gula, dibentuk seperti sarang burung, dan gulali berbentuk burung di atasnya, menjadi pembuka makan malam saya. |
Boga bahari (seafood) dan saus pedas asam yang maknyus. |
Lumpia, ayam dibungkus daun pandan, dan banyak lagi hidangan datang satu-persatu. |
Tom Yum dengan udang-udang segar. Slurp! |
Tak lupa hiasan anggreknya. |
Tiga orang pria sibuk hilir mudik menyajikan makanan ke
setiap meja. Dari wajahnya, kami mengira mereka blasteran Thailand dengan India
atau Pakistan. Tapi dari percakapannya dengan tamu Amerika di meja sebelah,
kami mengetahui bahwa mereka kakak-beradik migran dari Shan State, Myanmar. Mereka
gesit sekali melayani tamu. Walaupun tampak agak lelah, tak sedikitpun mereka
abai berlaku ramah.
Makan malam diiringi musik dan tarian tradisional Thailand
yang dibawakan oleh kedua perempuan yang tadi menyambut tamu di dek. Alunan
nada lembut dihasilkan dari alat musik semacam kecapi, dan sang musisi selalu
memasang senyum manis setiap ia menyadari ada tamu yang hendak memotretnya. Dedikasi
profesional yang sangat tinggi!
Musik yang mengiringi makan malam kami. |
Si Nona yang luwes menari di atas perahu melaju. |
***
Memesan paket wisata di Klook saya rasakan sangat mudah.
Pertama, tinggal memilih destinasi, lalu browsing
tipe atraksi wisata yang kita inginkan. Jangan lupa membaca detail persyaratan
dan informasinya, seperti apa saja yang termasuk dalam paket (‘Inclusive of’), ‘How To Get There’, ‘How
To Use’ voucher, dan ‘Cancelation
Policy’.
Khusus untuk paket Loy Nava Dinner Cruise, pada awalnya saya
meminta untuk dijemput di hotel (dan ini termasuk dalam paket, tak ada biaya
tambahan). Namun pada hari H, ternyata lebih efisien kalau saya langsung ke Si
Phraya. Sempat saya ingin mengonfirmasikan lewat telepon, tapi tak ada yang
mengangkat. Maka saya email saja ke alamat yang tertera pada voucher, dan tak
lama kemudian email saya dibalas. Kemudian, karena saya tak sempat mencetak
tiket, saya cukup menunjukkan tiket elektronik pada petugas Loy Nava. Easy peasy!
Kiri: memilih atraksi wisata. Kanan: voucher digital. |
Karena pengalaman reservasi yang lancar, plus harga paket yang lebih murah dibandingkan kalau memesan langsung ke vendornya, saya kembali
memesan paket wisata via aplikasi Klook untuk atraksi-atraksi selanjutnya. Kali ini bukan karena dapat voucher, tapi memang bayar sendiri. Yang satu adalah paket Sea Life
Bangkok Ocean World untuk kakak saya dan anak-anaknya, dan satu lagi Muay
Thai Match at Rajadamnern Stadium untuk malam tahun baru.
Kiri: info detail atraksi. Kanan: daftar voucher dalam akun Klook. |
Muay Thai fight di malam tahun baru. |
Masuk ke SeaLife dengan tiket yang dibeli dari Klook. |
***
Begitu perahu bersandar di dermaga, saatnya para tamu turun
dari perahu. Dua perempuan yang tadi menyambut, berganti tugas menjadi melepas
tamu. Sebuah nampah kecil dipegang salah satu dari mereka, tempat tamu
meletakkan uang tip. Jujur, kami tak tahu tentang nampah ini, hingga kami tak
menyiapkan uang di kantong, sedangkan jika harus mengeluarkan uang dari dompet
akan memakan waktu lama, sementara tamu lain sudah antre mau turun di belakang
kami. Duh, menyesal sekali tak memberi tip karena sebenarnya kami puas dengan
pelayanan Loy Nava Dinner Cruise. Kami hanya bisa mendoakan agar servis mereka
semakin laris manis di masa mendatang.
Ini yang namanya 'dinner with a view'. |
Disclaimer: Pengalaman Loy Nava Dinner Cruise disponsori Klook, tapi semua opini murni dari saya.
Duh. Kapan2 kalo ke Bkk lagi pengen cobain dinner cruise sama nonton Muaythai deh.
ReplyDeleteThanks infonya, Vir :)
iya Mbok, seru!
Deletesemoga segera bisa ke Bangkok lagi yaaa :D
Romantis ya mbaaak... salam kenal yaaa ^^
ReplyDeleteIya Mbak, romantis walaupun rame-rame di perahunya :D
Deletesalam kenal juga :)
Haha, setiap ke Chao Phraya dan lihat kapal2 macam ini berseliweran gw selalu membatin "dasar turis-turis kaya". Maklumlah aku lewat Chao Phraya cuma mau mau menghindar kemacetan dan berujung duduk duduk manis di Sala Rattanakosin atau Sala Arun sambil menunggu sunset :)
ReplyDeletehahahahaa ...sekali-sekali ngerasain jadi turis kaya, ena' juga :))
Deletewah aku belum pernah kedua Sala itu, baru pernah Sala Daeng aja.. :)) #cedih
ke Wat Arun pun gagal teruuuusss..huhu..
SIAP BELI SINGKONG SEGAR KONDISI FRESS SAYA BAYAR KONTAN! Saya Bpk Heru Nomor Hp/Wa 081334272800 lokasi di malang - jawa timur. Kriteria segala jenis singkong asal minim umur singkong 10 bulan. Kebutuhan saya per minggu 200 ton untuk memenuhi pabrik makanan. Disamping beli saya jual singkong sortiran masih frees segar ukuran kecil untuk pakan ternak Rp 650/kg. Profil saya bisa dilihat di www.belisingkongsegar.blogspot.com
ReplyDeleteatau di www.malangkambingdombasuper.blogspot.com NB: SAYA JUGA JUAL KAMBING BOER AUSTRALIA BOBOT BISA MENCAPAI 100 Kg, PERANAKAN ETAWA, JAWA RANDU, KACANG & DOMBA
SIAP BELI SINGKONG SEGAR KONDISI FRESS SAYA BAYAR KONTAN! Saya Bpk Heru Nomor Hp/Wa 081334272800 lokasi di malang - jawa timur. Kriteria segala jenis singkong asal minim umur singkong 10 bulan. Kebutuhan saya per minggu 200 ton untuk memenuhi pabrik makanan. Disamping beli saya jual singkong sortiran masih frees segar ukuran kecil untuk pakan ternak Rp 650/kg. Profil saya bisa dilihat di www.belisingkongsegar.blogspot.com
ReplyDeleteatau di www.malangkambingdombasuper.blogspot.com NB: SAYA JUGA JUAL KAMBING BOER AUSTRALIA BOBOT BISA MENCAPAI 100 Kg, PERANAKAN ETAWA, JAWA RANDU, KACANG & DOMBA
dinner yang sangat romantis.. :)
ReplyDelete