Pages

Feb 21, 2018

Suatu Hari di Pasar Baru



Sudah lama rasanya nggak sketching bangunan langsung di depan bangunannya. Maka kemarin pagi saya putuskan untuk pergi ke Pasar Baru, khusus buat sketching. Dan kenapa Pasar Baru? Karena bosan Kota Tua dan nggak kepikir tempat lain lagi di Jakarta.

Maksud hati mau ke Pasar Baru (aka Passer Baroe) naik bus TransJakarta (TJ) all the way, tapi ternyata rutenya muter-muter. Jadi saya naik bus TJ dari Rasuna Said ke Monas saja, lanjut dengan ojek.

(Setelah dipikir-pikir, sebenarnya baru bulan lalu di Jogja saya gegambaran di pinggir jalan begitu, dan bulan lalunya di Bangkok, dan bulan lalunya lagi di Ipoh. Hahahaa.. ternyata belum lama. Ya, berarti memang lagi pengen urban sketching aja.)

Sekitar jam 12 siang saya sampai di Pasar Baru. Waktu yang tepat untuk langsung makan dan sketching!




Soto Betawi Globe Pak Haji Oji. Lokasinya di trotoar ujung belakang Pasar Baru (bisa dilihat saja dia Google Map kalau mau). Saya pernah makan di sini beberapa tahun lalu sama Mumun dan Ipink, dan waktu itu rasanya super enakkk! Sekarang? Masih enak, tapi nggak super, entah kenapa. Padahal saya lagi lapar banget lho, pas mulai makan tadi.

Tapi karena sudah lapar banget itu, begitu soto dihidangkan saya langsung makan. Gambarnya belakangan, ngelirik mangkok orang lain yang masih makan saja, sambil dengerin musik dangdut yang diputar di kedai tenda itu, dan nguping percakapan dua perempuan yang membahas tentang video ‘pelakor’ yang lagi santer. Oh, betapa saya benci cap itu, karena tak akan ada perselingkuhan kalau si lakinya pun nggak mau. Lalu mereka ngobrol tentang Derawan, dan salah satu dari mereka bertanya apakah Derawan itu gunung, dan temannya berkata Derawan itu laut, ada danaunya, dan rawa-rawa gitu kayak di Thailand. Okesip.



Anyway.

Gerimis yang sempat mengundang berhenti pas saya kelar menggambar soto. Saya berjalan sekitar lima menit ke arah menjauh dari Pasar Baru, ke Gereja Ayam. Bukan, ini bukan Gereja Ayam tempat Rangga nyepik ke Cinta, yang disinyalir ternyata itu adalah merpati. Ini Gereja GPIB Pniel yang di pucuk atapnya ada penunjuk arah angin berbentuk ayam. Entah kenapa. Bangunan gereja ini usinya sudah satu abad, dengan gaya arsitektur perpaduan Italia dan Portugis.

Waktu memasuki pekarangan gereja, saya ditanya petugas keamanan mau ngapain. Sungguh, kadang saya merasa aneh sendiri kalau ditanya begitu, karena jawabannya ya cuma “mau menggambar”. Si bapak pun bingung, lalu saya disuruh minta izin ke pegawai di kantor gereja. Sang ibu sekretaris langsung mengizinkan, dan katanya, “Kemaren-kemaren juga pernah ada yang menggambar di sini. Silakan, Mbak.” Hore!

Maka sekitar setengah jam kemudian (ini perkiraan yang sungguh kasar karena saya lupa lihat jam) jadilah gambar ini.



Ketika gambar hampir selesai, empat atau lima orang dari sekitar pekarangan gereja menghampiri saya satu-persatu.

“Wah, bagus! Sekolah lukis di mana?”
“Bagus. Tapi, kok, gerejanya nggak sampe bawah? Nggak lengkap, nih!”
“Ini pak SATPAMnya mana? Gambar dong Mbak, biar sah!”

Hahahahahaa… Reaksi-reaksi begini ini yang bikin saya makin senang menggambar langsung di lokasi. Macam-macam dan lucu-lucu saya komentar orang-orang, apalagi kalau mereka nggak biasa melihat orang sketching. Seringnya sih saya melihat mereka itu bercanda, walaupun kadang-kadang kayaknya serius juga.

“Iya nih, kapan-kapan saya balik lagi deh, Pak. Gambar sampai bawah.”
“Iya, terus gambar saya juga, ya!”

Nggak ada habisnya! Jadi saya ajak berfoto bareng aja ini bapak-bapak di Gereja Ayam.





Dari mereka, saya baru tahu bahwa beberapa mobil pick-up yang diparkir di pekarangan gereja itu adalah mobil sewaan. Entah bapak-bapak ini pemiliknya atau mereka jadi pengemudinya saja.

“Tadinya kita di luar-luar sini aja, tapi terus gereja kasih tempat parkir,” kata salah satu dari mereka.

Selesai dengan gereja, saya berpamitan dan berjalan lagi. Kali ini ke Jalan Pasar Baru, tempat segala jajanan berkumpul. Tapi yang saya cari-cari cuma satu: es potong! Dan selesai makan es potong rasa ketan hitam sambil jalan sepanjang lorong Passer Baroe, maka kelar sudah jalan-jalan saya di Pasar Baru hari ini.




Kapan-kapan sketching Jakarta bagian mana lagi, ya?






6 comments:

  1. wew kayaknya baru ketemu sketch-er yang juga blogger hehehe
    Salam kenal :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe iya emang gak banyak kayaknya. ada lagi si kak motulz.

      Delete
  2. Hahahhaha, bagian bapak-bapak itu pada komentar lucu banget sih aahh. Hahahhahaha.. Besok gambarnya ada Pak Satpam ya, Kapiyaaaa.. janlupaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihi iya.. pak satpam penting digambar biar perizinan lancar. #eh

      Delete
  3. Rekues dong, Piyaa.. berikutnya gambar Gereja Theresia, heuheu. Belum pernah, kan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. belum pernaaahhh.. yuk kapan2 temenin aku gambar di sana! :D

      Delete