Dari hangatnya gerbong kereta dengan pemandangan lembah hijau hingga pegunungan bersalju yang saat itu dinginnya -6°C, dan dari danau pirus alami hingga gedung-gedung kontemporer serta semua yang ada di antaranya, Swiss sangat impresif buat saya. Memang, saya ke sana dalam rangka kerja dan sesekali harus membuka laptop di kereta atau di kamar hotel, tapi itu sama sekali tidak mengurangi kekaguman saya pada negara asal font Helvetica ini.  |
Stasiun kereta di bandara |
Highlight dari perjalanan 8 hari di Swiss akan saya ceritakan dalam beberapa artikel ke depan. Sebelum dimulai, tonton dulu, yuk, video highlightnya di sini.
Perkebunan Anggur di Lavaux
 |
Rombongan media trip berbagai negara Asia Tenggara |
Rombongan saya bersama teman-teman media tiba di Zurich pada pagi hari setelah penerbangan dengan SWISS Air dari Singapura. Langsung disambung dengan perjalanan kereta ke Chexbres, yang berada di distrik Lavaux-Oron. Pemandangan hamparan hijau menjadi hidangan pagi itu, persis Swiss yang ada di pikiran saya selama ini.
Enam orang media dari Indonesia, Thailand, Malaysia dan Singapura, beserta seorang Indonesia yang mewakili Swiss Tourism, langsung menjadi akrab ketika hiking di antara perkebunan anggur Rivaz, Lavaux. Wilayah ini memang terkenal dengan anggurnya dan terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Beruntung, waktu itu cuaca tidak terlalu dingin dan koper-koper kami sudah dikirim duluan ke hotel, sehingga hiking terasa ringan dan semakin menyenangkan.
Sampailah kami di tujuan: Lavaux Vinorama. Perusahaan ini menghasilkan lebih daru 300 jenis wine dari Lavaux. Kami pun dijamu dengan wine-tasting dan diberikan penjelasan tentang produk mereka oleh seorang pegawainya. Tiga tipe Chasselas wine yang disediakan siang itu: Villette 2021, St Saphorin 2021, dan Dézaley 2020. Tentulah saya, sebagai bukan penggemar wine, tidak faham apa bedanya antara ketiga wine itu. Yang lebih saya ingat, bangunan winery ini menarik dengan fasad bebatuannya dan didirikan di sebelah air terjun.
Setelah itu, kami meneruskan berjalan kaki ke area perumahan dan makan siang di suatu restoran kecil, Lion D’or. Ingatan akan kehangatan tempatnya, seperti di buku-buku cerita masa kecil, lebih berkesan bagi saya dibandingkan makanannya sendiri.
 |
Tempat kami makan siang
|
 |
Perumahan di Lavaux |
Malam Pertama di Swiss: Villars Palace
 |
Otw ke hotel |
 |
Ini dia hotelnya: Villars Palace
|
 |
Lobi hotel |
Sore hari, kami menyusul koper-koper ke hotel tempat kami menginap malam itu: Villars Palace. Ini hotel bintang lima bergaya klasik campur kontemporer berumur seabad lebih. Terletak di Villars-sur-Ollon yang berlangit kelabu saat itu, interiornya sangat nyaman dan memberikan kesan hangat. Dari balkon terlihat pemandangan lembah dan desa yang asri ala Alpen.
 |
Makan malam lezat di Villars Palace
|
 |
Pemandangan dari kamar saya
|
Salah satu trivia menarik tentang hotel ini: ada ruangan khusus yang didedikasikan sebagai Museum Herge: “The World of Tintin”. Sebagai penggemar komik Tintin, tentu saya senang sekali! Kenapa ada museum Herge di hotel Villars Palace, padahal Herge, pengarangnya, berasal dari Belgia? Katanya sih, Herge pernah tinggal di dekat sana. Lupa di tahun berapa.
 |
Museum Herge di hotel |
 |
Pagi hari dan gerimis, tapi sudah harus bersiap-siap ke destinasi berikutnya |
Golden Pass Panoramic
Pagi berikutnya, setelah sarapan, kami harus meninggalkan hotel cantik Villar Palace. Tapi, tak usah bersedih, karena kami akan menuju destinasi berikutnya naik kereta Golden Pass Panoramic. Ini adalah kereta dengan jendela-jendela besar hingga ke langit-langit. Puas banget melihat pemandangan cantik Swiss selama perjalanan!
Ke mana tujuan kami selanjutnya? Silakan baca di artikel berikutnya, ya!
No comments:
Post a Comment