Setelah berkunjung ke perkebunan anggur dan merasakan naik kereta dengan jendela besar, media trip saya dengan Swiss Tourism berlanjut ke pegunungan salju.
Sebagian besar destinasi yang kami datangi berada di Jungfrau Region, diatur oleh Switzerland Tourism. Nama daerah ini diambil dari Jungfrau, gunung tertinggi di sana. Selain Jungfrau, juga ada gunung Eiger dan Mönch yang cukup terkenal dan tidak kalah jauh tingginya.
Lima jam perjalanan kereta dari Chexbres membawa kami ke Grindelwald. Aktivitas pertama kami adalah The First Cliff Walk by Tissot, yaitu jembatan untuk berjalan kaki, yang dibangun di tepi gunung batu dan berujung di platform kantilever setinggi 2.168 m dpl. Cukup mendebarkan tapi juga aman karena konstruksinya terlihat kokoh dan ada pagar tempat kita berpegangan. Di ujung platform ada lantai kaca yang semakin menguji keberanian. Kalau kamu tidak punya fobia ketinggian, sebaiknya sih coba saja karena pemandangan pegunungan Alpen bermahkota salju sangat indah dipandang.
Kira-kira seperti inilah gambarannya di video.
Aktivitas di pegunungan selanjutnya adalah tur di Jungfraujoch, bagian pegununan yang menghubungkan puncak Jungfraru dan Mönch. Dikenal dengan nama ‘Top of Europe’, ini adalah titik tertinggi di Eropa yang bisa diakses oleh wisatawan dengan kereta sejak tahun 1912 di ketinggian 3.454 m. Bermula dari Terminal Grindelwald, perjalanan dilanjutkan dengan gondola Eiger Express menuju stasiun Eigergletscher. Lalu naik lift ke Sphynx Observatory, yang punya viewing deck di ketinggian 3.571 m dengan pemandangan Mittelland hingga Vosges dan gletser Aletsch yang serba putih tertutup salju.
![]() |
Terminal tempat bertolaknya gondola 'tricable' Eiger Express menuju Eiger Glacier dan Männlichen |
![]() |
Pemandangan dari cable car dengan sistem tiga kabel |
![]() |
Jalur kereta tertinggi di Eropa yang bisa didatangi turis. |
![]() |
Sphinx Observatory, gedung pengamatan astronomi di ketinggian 3.571 m asl |
![]() |
Pemandangan putih sejauh mata memandang |
Ketika sudah cukup terpapar pada cuaca dan angin dingin di luar, kami masuk ke Ice Palace (Eispalast) di dalam bangunan Top of Europe. Di situ terdapat terowongan berdinding es dengan beberapa patung es yang dibentuk seperti piano, burung elang, penguin, dan Scrat, tokoh penggandrung biji pohon ek di film “Ice Age”. Mengagumkan sekali buat saya, karena tempat ini sudah dibuat sejak tahun 1930-an. Bayangkan canggihnya teknologi saat itu sampai bisa memahat gunung es dari dalam!
Lihat videonya di sini.
Tentu masih ada lagi atraksi gunung salju lainnya yang tak terlupakan sampai sekarang. Tunggu cerita selanjutnya, ya!
No comments:
Post a Comment