Apr 11, 2025

Swiss Trip Part 3: Dari Schilthorn hingga Interlaken, Makan Siang dengan Agen 007


Belum cukup bermain di gunung Jungfraujoch, hari berikutnya kami kembali berjalan di atas pegunungan bersalju, Schilthorn. Tepatnya, kami mencoba atraksi Thrill Walk di Birg.
 

Thrill Walk adalah struktur baja sepanjang 200 m yang mengitari gunung batu di ketinggian 2.677 m. Lewat atraksi wisata ini, Swiss seolah-olah ingin memamerkan teknologi yang mereka kuasai. Jembatan ini terdiri dari beberapa segmen dengan elemen yang berbeda-beda, yang sekaligus menguji ketangkasan dan keberanian kita: lantai jaring baja dengan laluan berupa tambang, lantai kaca, dan terowongan jaring yang hanya bisa dilalui dengan merangkak. Tapi tenang, semua bagian ini ada pagarnya untuk kita berpegangan. Kalau tidak ada, saya pun tak akan berani! 

 





Selain itu,  ada pilihan untuk menikmati pemandangan Alpen tanpa menguji kekuatan jantung: Skyline Walk, dek kantilever yang cukup luas, tapi tetap dengan lantai jaring baja. 

 

Gambarannya dalam video bisa kamu lihat di sini. Atau di sini



Skyline Walk




Dari Birg, kami naik ke ketinggian 2970 m dengan kereta gantung. Di sana kami masih menikmati pemandangan Schilthorn yang cantik dari restoran Piz Gloria yang berputar 360°. Restoran ini menjadi terkenal sejak tahun 1969 berkat film 007 “On Her Majesty’s Secret Service” yang sebagian adegannya diambil di situ. Ragam menunya mulai dari kudapan internasional sampai makanan khas Swiss, seperti rösti yang terbuat dari kentang. Setelah itu, kami masuk ke museum Spy World yang menceritakan tentang film 007 tadi. Kamar kecilnya pun bertema 007 dengan siluet-siluet di pintu.


Spot foto bertema James Bond di luar restoran

Miniatur Gloria Piz dan Skyline Walk


Toilet bertema 'spy'


Mengirim kartu pos dari kotak pos tertinggi di Eropa (atau dunia?)

Di James Bond Museum

Selanjutnya kami dijadwalkan untuk mencoba paragliding dari Muerren. Sayangnya, cuaca tidak mendukung, sehingga kami hanya bisa mengitari desa Muerren. Cukup menghibur karena ini desa yang cantik. Bangunannya dominan terbuat dari kayu berwarna netral dan pot-pot bunga tersusun rapi di jendela-jendela rumah. 

 

Muerren



 

Kegiatan kami di Jungfrau Region bukan hanya di pegunungan bersalju, tapi juga turun ke lembah Lauterbrunnen, Interlaken. Tujuan kami adalah air terjun Trümmelbach. Air yang mengucur di rangkaian 10 air terjun gletser ini berasal dari gunung Eiger, Mönch, dan Jungfrau. Kami berjalan naik lewat terowongan yang dibangun sejak tahun 1913. Ckckck, bukan main ya, sudah bisa membuat jalan di medan sesulit itu bahkan sebelum Indonesia merdeka! Namun, bagi saya, yang lebih menyenangkan justru bagian lembah dengan hamparan rumput hijau yang asri. Sambil menunggu bus untuk menuju penginapan, kami diajak mencicipi bunga-bunga liar yang bisa dimakan mentah-mentah. Oh, seperti ini toh rasanya makanan ‘Suzanna’! Ada yang pahit dan ada juga yang sedikit minty dan manis.


Lembah Trummelbach, menuju ke air terjun

Air terjunnya meliuk-liuk

 

Makan malam di Panorama Restaurant Harder Kulm adalah kesempatan yang saya nanti-nantikan karena kami akan mencicipi fondue keju! Untuk menuju restoran besar yang berdiri di atas Interlaken dan Unterseen di ketinggian 1.322 m ini, kami naik trem kabel (funicular) yang antrenya lumayan panjangTak heran banyak wisatawan ke Harder Kulm, karena selain makanannya lezat, pemandangan di sekitarnya bikin berdecak kagum. Sayangnya malam itu agak berkabut, sehingga pemandangan tidak maksimal. Walaupun begitu, saya sungguh menikmati fondue kejunya yang terbuat dari campuran berbagai macam keju Swiss, wine, dan bawang putih. Makanan khas Swiss ini seru untuk dinikmati beramai-ramai sambil bergiliran mencelupkan potongan roti dan kentang rebus ke dalamnya. 


Harder Kulm sebelum gelap dan cuaca cukup cerah. Foto dari sini



Cheese fondue
 

Setelah lelah naik turun gunung dan perut kenyang, kami beristirahat di Hey Hotel di Interlaken. Hotel bintang empat ini terasa bernuansa santai dan artsy, dengan mebel yang eklektik dan karya seni berupa patung, lukisan, serta foto menghiasi lobi hingga restoran. Lokasinya di tengah kota, dekat pertokoan dan taman kota. Begitu masuk kamar, baru terasa lelahnya setelah jalan-jalan seharian penuh! Saya hempaskan badan ke bean bag untuk melepaskan penat sebelum mandi air hangat agar makin nyenyak tidur malam itu. Kamar juga dilengkapi dengan balkon, sehingga di pagii buta saya bisa mengecek cuaca sebelum lari pagi. 


Foto-foto Hey Hotel dari https://www.theheyhotel.ch/en







Belum selesai cerita perjalanan Swiss. Tunggu bagian berikutnya tentang Luzern yang menawan dari danau hingga arsitekturnya!

No comments:

Post a Comment